Desain Sistem
Desain Sistem
Secara Umum
Desain sistem secara umum, komponen-komponen sistem
informasi dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada user bukan untuk
programmer.
1. Model
Merancang fisik sistem dan logikal model.
2. Output
Produk dari output yang dihasilkan
sistem, dapat berupa media dan hasil proses dan format.
3. Input
Alat input yang digunakan, proses input, type input dan
langkah-langkah desain input.
4. Database
Berfungsi sebagai basis penyedia informasi bagi user dan
dan merupakan salah satu komponen penting sistem informasi, desain database
dapat berupa database, database system, dan langkah-langkah desain database.
5. Teknologi
Digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirim informasi dan membantu
mengendalikan dari sistem secara keseluruhan, termasuk alat masukan, keluaran,
proses dan penyimpanan.
6. Kontrol
Pengendalian yang diterapkan pada sistem informasi
berguna untuk tujuan mencegah atau menjaga terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan (kesalahan-kesalahan atau kecurangan). Pengendalian sistem informasi
dapat berupa secara umu dan secara aplikasi.
Pengendalian secara umum/general
control
Pengendalian organisasi, dokumentasi, hardware, fisik,
keaman data dan komunikasi
Pengendalian aplikasi/aplication
control
Yang diterapkan selama proses pengolahan data
berlangsung, pengendalian aplikasi dapat dikategorikan kedalam pengendalian
masukan, pengolahan dan pengendaliankeluaran.
Desain Sistem Secara Terperinci
Desain sistem secara terinci, komponen-komponen sistem informasi
dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasikan kepada untuk programmer, agar dapat dituangkan dalam
bentuk program aplikasi.
1.
Model
Merancang logikal program
aplikasi kedalam suatu model matematis atau model logika dapat digambarkan
dengan sistem flow char atau aliran sistem informasi .
2.
Output
Merancang format output, jumlah, isi dan penyajian informasi.
3.
Input
Merancang format input untuk memenuhi kebutuhan output yang akan
dituangkan dalam program aplikasi dan jumlah input yang dibutuhkan.
4.
Database
Merancang data base dan struktur serta fungsi dan kegunaannya
dalam program aplikasi
5.
Teknologi
Merancang teknologi yang dapat memenuhi kebutuhan program aplikasi
dan harus sesuai dengan perkembangan teknoligi da sistem informasi, sehingga
menghasilkan informasi yang terbaru dan tercepat, akurat dan relevan.
6. Kontrol
Desain Pendekatan Secara Terstruktur
Pendekatan secara terstruktur adalah mengenalkan penggunaan
alat-alat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Teknik
terstruktur, merupakan pendekatan formal untuk memecahkan masalah-masalah dalam
aktivitas bisnis menjadi bagian-bagian kecil yang dapat diatur dan berhubungan
untuk kemudian dapat disatukan kembali menjadi satu kesatuan yang dapat
dipergunakan untuk memecahkan masalah. Tujuan pendekatan terstruktur adalah
agar pada akhir pengembangan perangkat lunak dapat memenuhi kebutuhan user,
dilakukan tepat waktu, tidak melampaui anggaran biaya, mudah
Ciri-ciri utama yang mendukung pendekatan terstruktur;
1) Dilakukan secara
iterasi
Dengan iterasi akan didapat hasil yang lebih baik, terlalu banyak
iterasi juga akan menurunkan hasilnya dan menunjukkan bahwa tahap sebelumnya
tidak dilakukan dengan baik.
2) Merancang berdasar
modul
Modularisasi adalah proses yang membagi suatu sistem menjadi
beberapa modul yang dapat beroperasi secara independent.
3) Bekerja dengan pendekatan
top-down
Dimulai dari level atas (secara global) kemudian diuraikan sampai
ke tingkat modul (rinci).
4) Dilakukan secara iterasi
Dengan iterasi akan didapat hasil yang lebih baik, terlalu banyak
iterasi juga akan menurunkan hasilnya dan menunjukkan bahwa tahap sebelumnya
tidak dilakukan dengan baik.
5) Kegiatan dilakukan
secara paralel
Pengembangan subsistem-subsistem dapat dilakukan secara paralel,
sehingga akan memperpendek waktu pengembangan system.
Pendekatan pengembangan sistem secara terstruktur lebih sulit
digunakan dalam pembangunan sistem karena beberapa tools yang digunakan tidak
cukup untuk mengkomunikasikan dengan pengguna, sehingga sangat sulit bagi
pengguna untuk melakukan evaluasi. Dibandingkan dengan metode SSAD, OOAD lebih
mudah digunakan dalam pembangunan system. Salah satu alasannya karena tidak ada
pemisahan antara fase desain dan analisis, sehingga meningkatkan komunikasi
antara user dan developer dari awal hingga akhir pembangunan sistem.
Dibandingkan dengan SSAD, waktu pengembangan, level organisasi, ketangguhan,dan
penggunaan kembali (reuse) kode program lebih tinggi dibandingkan dengan metode
OOAD (Sommerville, 2000).
Beberapa tools yang digunakan pada pendekatan pengembangan sistem
secara terstruktur seperti:
* DFD (Data Flow Diagram )
* Kamus Data
* Entity Relationship Diagram (ERD)
* State Transition Diagram (STD)
* Structured Chart
* Diagram SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
* Diagram Warnier/Orr
* Diagram Jakson’s
Desain Pendekatan Berorientasi Objek
Pendekatan secara object oriented Pemrograman berorientasi objek
merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data
dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek.
Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan,
memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya, Model data berorientasi
objek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang lebih, kemudahan mengubah
program, dan digunakan luas dalam teknik piranti lunak skala besar. Lebih jauh
lagi, pendukung OOP mengklaim bahwa OOP lebih mudah dipelajari bagi pemula
dibanding dengan pendekatan sebelumnya, dan pendekatan OOP lebih mudah
dikembangkan dan dirawat.
Pendekatan Objek memiliki beberapa karakteristik atau sifat yaitu:
1. Abstraksi, yaitu prinsip untuk merepresentasikan dunia nyata
yang kompleks menjadi satu bentuk model yang sederhana dengan mengabaikan
aspek-aspek lain yang tidak sesuai dengan permasalahan.
2. Enkapsulasi, yaitu pembungkusan atribut data dan layanan
(operasi-operasi) yang dipunyai objek.
3. Pewarisan (Inheritance), yaitu mekanisme yang memungkinkan satu
objek mewarisi sebagian atau seluruh definisi dan objek lain sebagai bagian dan
dirinya.
4. Reusability, yaitu pemanfaatan kembali objek yang sudah
didefinisikan untuk suatu permasalahan pada permasalahan lainnya yang
melibatkan objek tersebut.
5. Generalisasi dan Spesialisasi, yaitu menunjukkan hubungan
antara kelas dan objek yang umum dengan kelas dan objek yang khusus.
6. Komunikasi Antar Objek, yaitu dilakukan lewat pesan yang dikirim
dari satu objek ke objek lainnya.
7. Polymorphism, yaitu kemampuan suatu objek untuk digunakan di
banyak tujuan yang berbeda dengan nama yang sama, sehingga menghemat baris
program.
tools yang digunakan pada pendekatan sistem berorientasi objek
seperti :
* Rational Unified Process (RUP) (Rational Software – IBM 2003)
* Fusion (Coleman 1994)
* STS development Method 3 (ADM3) (Firesmith 1993)
* Berard’s object-oriented design (Berard 1991)
* Booch’s object-oriented design (Booch 1983, 1991)
* Coad and Yourdon’s object – oriented analysis (Coad &
Yourdon 1989)
* Coad and Yourdon’s object-oriented analysis (OOA) (Coad &
Yourdon 1991)
* Jacobson’s Objectory (Jacobson & Linstrom 1992)
* Rumbaugh’s object modelling technique (OMT) (Rumbaugh et al.
1991)
* Object-oriented system analysis (OOA) (Shlaer & Mellor 1988)
Perbedaan Pendekatan Berorientasi Objek dengan
Pendekatan Terstruktur
Perbedaan yang paling dasar dari pendekatan terstruktur dan
pendekatan OO(Object Oriented ) atau berorientasi objek adalah pada metode
berorientasi fungsi atau aliran data (Data Flow Diagram (DFD) (pendekatan
terstruktur), dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan fungsi atau proses
secara hirarki, mulai dan konteks sampai proses-proses yang paling kecil,
sementara pada metode berorientasi objek
dekomposisi permasalahan dilakukan berdasarkan objek-objek yang ada
dalam sistem Sumber.
Komentar
Posting Komentar